Rabu, 21 September 2016

BAKSO LONTONG PUNCAK IJEN

Aran Asline Bambang Sumitro


Dia sahabatku..., namanya Demitro Albertini, bukan nama sebenarnya sih, itu julukan dari kami untuk dia, kebetulan juga aku dan dia sama2 MILANISTI (aku gooners pisan),jadi dimirip2kan dengan Dimitrio Albertini Legenda AC Milan,  karena menurutku itu nama yang pas untuk seorang kapten sepak bola dan anggota paduan suara semasa SMA. Untuk  mengolah si kulit bundar dia memang jagonya, tapi untuk bernyanyi??? Ah sudahlah.... aku malas ngomongin kemampuan bernyanyinya, MENGERIKAN, kalo mau di ibaratkan, mendengarnya bernyanyi sama halnya nonton film HORROR yang levelnya Triple X, HUORRORRRR PAKE BINGITS....!!!

Beberapa waktu yang lalu kami berlima, naik kepuncak Ijen, untuk menikmati fenomena alam yang didunia cuma ada di dua tempat, dan salah satunya di kawah Ijen yakni SI API BIRU (Bukan iklan kompor lho). Kami naik sekitar jam 2 pagi, suasana masih gelap, dingin menyergap, tapi itu semua tak ada artinya, karena kami selalu tertawa dengan hal2 gila yang dilakukan masing2 dari kami, hingga orang2 yang disekitar kamipun turut tertawa. Aku sendiri sudah beberapa kali naik ke puncak Ijen dan menikmati BLUE FIRE (Keminggris), tapi tidak dengan Demitro dan beberapa temanku yang lain, bagi mereka ini pengalaman pertamanya. Di seperempat perjalanan naik2 kepuncak gunung, salah satu teman kami, sebut saja namanya Farid Mendho, yang dari awal sangat bersemangat, yang sok2 kuat, ternyata Ndledhek sodara2, dia menyerah, sehingga hanya kami berempat yang meneruskan perjalanan.

Ditengah perjalanan Demitro mulai minta berhenti untuk istirahat, fisiknya yang mantan atlit sudah tak terlihat lagi, nafasnya sudah ngos2an, hingga dia muntah2, dan merengek hendak menyerah, sepanjang perjalanan dia mengeluh lapar, lantas terjadilah percakapan yang fenomenal ini, sbb:
            
Demitro : Roy...ring nduwur ono wong dodolan?? Isun elom yah...
   
Aku        : Yo ono Trok, wong dodolan bakso
   
Demitro  : Alhamdulillah.... ono segone Roy???
   
Aku         : Kadung sego sing ono Trok, ono ne lontong...
   
Demitro   : yo wes sing paran2 lontong, ayo gancang mlakune, trus tuku bakso ring Puncak Ijen

Demitro yang awalnya sudah putus asa, seketika bersemangat, berjalan setapak demi setapak, membelah gelap menembus dingin.

Dia tetap tertawa sa’at tersadar bahwa aku telah membohonginya, ketika tak seorangpun penjual bakso dia jumpai di puncak Ijen (Kiro2 tah wes Troook, kelendi nak nyurung rombonge bakso munggah Ijen), untungnya masih ada bekal yang dibawa Farid Mendho, sekedar untuk menutup mulut Demitro.

Baginya..., Si Api Biru lah, Blue Fire lah, Hijaunya danau kawah lah, dia nggak perduli, satu hal yang dia yakini, BAKSO LONTONG DI PUNCAK IJEN. Dan bakso lontonglah yang memberinya kekuatan, hingga akhirnya kami berempat bisa menikmati BLUE FIRE yang terkenal itu,  dan hijaunya danau kawah yang indah.
Husaini, Aku, Mukri, Demitro



Semoga bisa membuat anda tersenyum....
    Based On True Story.......

Kamis, 11 Februari 2016

Aku, Orang Gila, Dan Togel

“Judi... meracuni keimanan..”, sepenggal lirik lagu bang haji Rhoma Irama itu mengingatkan kita, bahwasanya judi, ditinjau dari segi agama sudah dilarang, apalagi dilihat dari sudut ekonomi, sudah pasti tidak ada untungnya. Akan tetapi mental bangsa ini sudah terlanjur terbentuk menjadi mental penjudi, hal ini tidak bisa dipisahkan dari jasa dan peran pemerintah ORBA, yang pada waktu itu melegalkan perjudian dengan bungkus Sumbangan Dana Sosial Berhadiah (SDSB). Seluruh rakyat Indonesia di didik untuk menggemari Judi, sehari dalam seminggu, mereka berduyun2 ke toko2 yang menjual kupon SDSB. Perilaku sosial mereka pun berubah, ada yang datang kedukun2 untuk minta angka2, atau pergi ketempat2 keramat berharap dapat wangsit angka2. Yang lebih lucu lagi suatu hari sa’at aku masih duduk dibangku sekolah dasar,  aku berangkat sekolah kusaksikan orang2 dewasa bergerombol dibelakang orang gila yang sedang mencorat coret dinding, layaknya guru yang sedang memberi pengajaran pada muridnya, berharap dapat angka2 dari coretan dinding orang gila tersebut, dalam hati aku mencibir “tingkah orang dewasa sudah sama dengan orang gila, masak iya rela berlama2 nungguin orang sakit jiwa mencorat coret dinding”.

Era SDSB sudah berlalu, negara sudah melarang perjudian sejenis SDSB, tapi apakah mental penjudi bangsa ini berubah? Oow... tak semudah itu bangsa ini dapat berubah, bangsa ini adalah bangsa yang pantang menyerah, bangsa yang kreatif, maka muncullah perjudian serupa yang mengikuti putaran Singapura dan putaran Macau, tidak hanya sehari dalam seminggu, tapi LIMA hari dalam SEMINGGU Coy..!!! Dahsyat kan??!!,perjudian sejenis dengan SDSB ini disebut  Toto Gelap atau yang dimasyarakat lebih dikenal dengan sebutan TOGEL. Karena Ilegal perjudian Togelpun dilakukan secara sembunyi2, seperti gerakan Underground..., dipermukaan terlihat tenang2 saja, padahal sejatinya dibawah bergolak..., diwarung2, dipangkalan2 becak dan ojek, dikantor2 pemerintah dan swasta, orang2 sibuk meramu angka2 jitu, berharap angka yang ditembak keluar dan menghasilkan rupiah yang melimpah.Dan hebatnya aku mulai terjangkiti virus togel ini, dan merubahku yang gemar PS winning eleven menjadi orang yang suka mengutak atik angka, bahkan sudah tidak canggung lagi berkomunikasi dengan orang2 yang dicap sakit jiwa, seperti halnya perilaku yang pernah kucibirkan sa’at aku masih kecil kepada orang2 dewasa yang yang sa’at itu suka memperhatikan gerak gerik orang gila.

Alkisah berawal sa’at aku berkunjung kerumah seorang teman dikawasan Tukang kayu Banyuwangi, rumah temanku ini, berdampingan dengan TPU, tak sengaja kulihat ibu2 dengan pakaian compang camping membawa gembolan tak jelas yang diletakkan diatas batu nisan, ibu2 duduk nyantai diatas kuburan yang disemen sambil ngoceh meracau tak tentu..., lantas kudekati seraya bertanya to the point,”bu... nomer e piro??”, ibu ini menatap ku tajam, sejurus kemudian dia nembang jula juli bak ludruk  Suroboyoan,”Perkutut menclok neng kere, edan nang buntut kowe dadi kere...”, spontan kujawab,”ibu..aku nggak njaluk nasehat, aku njaluk nomer”, sekali lagi ibu itu berjula juli tentang perkutut..., akhirnya kutinggalkan ibu itu yang sudah mulai meracau nggak jelas, kubuka kitab mimpi kucari apakah ada angka untuk perkutut, dan ternyata...jedieeeeng!!! ada..!!! John..!!, dan tahukah anda berkat ibu tadi, malam itu aku nyirik, aku dapat togel.

Kisah yang lain..., dipagi yang hangat, aku disibukkan dengan pekerjaanku disebuah hotel dikawasan watudodol Banyuwangi, tiba2 telephone internal berdering, diujung telephone seorang wanita yang kukenal suaranya memintaku untuk mengusir orang gila yang duduk2 tepat didepan pintu masuk restaurant, dia memintaku karena sa’at itu satpam kami sedang sakit, dan memang pagi itu tak ada seorang satpampun yang hadir. Akhirnya aku keluar dan kulihat seorang lelaki yang tak begitu tua, mungkin usianya 3 – 5 tahun diatasku, dengan pakaian lusuh, rambut gimbal ala bob marley, duduk tepat dipintu masuk restaurant. Kudekati dia seraya berkata,”mas bro... njaluk tulung ngalio”, dengan tegas dan sedikit membentak dia menjawab,”Emoh..!!! aku neng kene ae, ndelok wajahmu apik...!!!”, Whaaatt..!!?? kaget juga sich dengan pujian orang gila ini, lalu kuberkata,”oke mas bro aku ngerti aku ganteng, tapi njaluk tulung sampean ngalio teko kene yo???”,... “emoh...wajahmu apik” jawabnya, aku tak kehabisan akal, lantas kuambil sebatang rokok dan coba bernegosiasi,”mas bro...sampean tak kek i rokok, tapi cangkruakane pindah yo?? Ojo neng kene, wong2 wedi, pindah cangkrukan sing adoh yo??”, lelaki tersebut terdiam yang kuartikan setuju, akhirnya kunyalakan rokok yang telah dimulutnya, dan dia berlalu meninggalkanku, sesampai dikantorku kubertanya kepada teman2ku, “wong sing paling ganteng sopo??”, ada yang menjawab Nabi Yusuf, lalu aku bilang,”dibuku mimpi Nabi Yusuf tdk ada, tokoh pewayangan sing ganteng dewe sopo??”, lantas terdengar jawaban dari salah satu temanku ARJUNA, kutembak nomer Arjuna, dan lagi2 aku nyirik.

Dari pengalamanku “bersentuhan” dengan orang2 yang mendapat stempel gila atau sakit jiwa ini, aku berasumsi bahwasanya orang2 gila tersebut memiliki indera keenam, weruh sedurunge winarah, akhirnya setiap ada orang gila yang kutemui kucoba untuk bertanya nomer togel, dan tak seorangpun dari mereka yang dapat memberikan clue untukku dapat nyirik togel, gagal maning...gagal maning son..!!!. Aku juga ahli memproyeksikan angka2 dari pengeluaran togel, karena seringnya aku dapat togel 2 digit, 3 digit, dan hanya sekali dapat 4 Digit, sebagian teman2ku memanggilku “mbah”, yang artinya meskipun usiaku masih muda belia, tapi aku “dituakan” dalam dunia pertogelan. Seiring dengan getolnya aparat kepolisian memberangus judi togel dan sulitnya mendapatkan bandar, akhirnya kuputuskan untuk berhenti dari dunia pertogelan.

Kini sudah 7 Tahun lebih semenjak kuputuskan untuk berhenti, kuberbagi cerita ini, semoga judi tidak meracuni keimanan kita, dan karena cerita ini kubuka dengan lirik lagu bang haji Rhoma Irama, maka akan kututup deng an lirik lagu beliau juga.... ”Uang judi Najis tiada berkah....”


Based on True Story

Selasa, 03 Februari 2015

Asal Usul kata DEMAM



Jaman dahulu, jauh sebelum perang puputan Bayu yang terjadi sekitar tahun 1771, di bumi Blambangan tepatnya didesa Songgon hidup seorang janda bernama Masayu Ponikem bersama putranya yang bernama kebo anabrang. Mereka tinggal disebuah gubuk reyot dipinggiran desa.

Seperti pagi - pagi biasanya sang ibu hendak kepasar, tapi kali ini sang anak tidak bisa menemani dikarenakan dia merasa tidak enak badan, maka berangkatlah sang ibu kepasar sendirian. Sepeninggal ibunya, si kebo anabrang merasa sakitnya kian menjadi, dia berbaring sembari berselimut dan sesekali merintih kesakitan, dia merasa ibunya sudah terlalu lama kepasar hingga menjelang tengah hari, ditunggu2 belum juga pulang, padahal dirinya sangat membutuhkan sang ibu untuk merawat dan mengobati sakitnya.

Karena sang ibu tak kunjung pulang akhirnya si kebo anabrang meraih smartphonenya kemudian mencoba berkali2 telpon ibunya, sms, whatsapp,line,bbm, tapi tak kunjung ada balasan dari sang ibu.

Sementara itu sang ibu sedang asyik ngobrol dengan teman2 arisannya dipasar, dasar ibu2 bila bertemu pasti bergosip, cerita ngalor ngidul, mulai dari sandiwara POLRI VS KPK, dilemanya Presiden melantik Kapolri, sampai cerita perselingkuhan Adam suaminya inul daratista dan perceraian cita citata, hingga dia tersadar hari sudah terlalu siang, lalu melihat smartphonenya waktu menunjukkan pukul 13.30 WIBB dan sejumlah pesan serta panggilan tak terjawab dari sang anak kebo anabrang, bergegaslah sang ibu pulang kerumah, didapatinya sang anak tidur berselimut dalam keadaan menggigil, padahal suhu tubuhnya memanas, sang ibu memegang kepala anaknya seraya berkata,”hey son... are you okey???”... , kebo anabrang pun terkejut dan menjawab, “damn mom..!! where have you been?? ,dengan kebesaran hati sang ibu tersenyum lalu mengambil beberapa ramuan di kotak obat dan meminumkan kepada sang anak, dengan penuh kasih sayang sang ibu merawat anak semata wayangnya hingga sembuh, dan kembali beraktifitas seperti biasa.

Sejak sa’at itu, keadaan dimana  suhu tubuh panas, keluar keringat dan menggigil disebut dengan DAMN MOM, kemudian berkembang menjadi DEMAM seperti yang kita kenal sa’at ini.


Jangan terlalu serius, dan semoga bisa membuat anda tersenyum
Based on my Imagination