Jaman dahulu, jauh sebelum perang puputan Bayu yang terjadi
sekitar tahun 1771, di bumi Blambangan tepatnya didesa Songgon hidup seorang
janda bernama Masayu Ponikem bersama putranya yang bernama kebo anabrang.
Mereka tinggal disebuah gubuk reyot dipinggiran desa.
Seperti pagi - pagi biasanya sang ibu hendak kepasar, tapi kali
ini sang anak tidak bisa menemani dikarenakan dia merasa tidak enak badan, maka
berangkatlah sang ibu kepasar sendirian. Sepeninggal ibunya, si kebo anabrang
merasa sakitnya kian menjadi, dia berbaring sembari berselimut dan sesekali
merintih kesakitan, dia merasa ibunya sudah terlalu lama kepasar hingga
menjelang tengah hari, ditunggu2 belum juga pulang, padahal dirinya sangat membutuhkan
sang ibu untuk merawat dan mengobati sakitnya.
Karena sang ibu tak kunjung pulang akhirnya si kebo anabrang
meraih smartphonenya kemudian mencoba berkali2 telpon ibunya, sms,
whatsapp,line,bbm, tapi tak kunjung ada balasan dari sang ibu.
Sementara itu sang ibu sedang asyik ngobrol dengan teman2
arisannya dipasar, dasar ibu2 bila bertemu pasti bergosip, cerita ngalor
ngidul, mulai dari sandiwara POLRI VS KPK, dilemanya Presiden melantik Kapolri,
sampai cerita perselingkuhan Adam suaminya inul daratista dan perceraian cita
citata, hingga dia tersadar hari sudah terlalu siang, lalu melihat
smartphonenya waktu menunjukkan pukul 13.30 WIBB dan sejumlah pesan serta
panggilan tak terjawab dari sang anak kebo anabrang, bergegaslah sang ibu
pulang kerumah, didapatinya sang anak tidur berselimut dalam keadaan menggigil,
padahal suhu tubuhnya memanas, sang ibu memegang kepala anaknya seraya berkata,”hey
son... are you okey???”... , kebo anabrang pun terkejut dan menjawab, “damn
mom..!! where have you been?? ,dengan kebesaran hati sang ibu tersenyum
lalu mengambil beberapa ramuan di kotak obat dan meminumkan kepada sang anak,
dengan penuh kasih sayang sang ibu merawat anak semata wayangnya hingga sembuh,
dan kembali beraktifitas seperti biasa.
Sejak sa’at itu, keadaan dimana suhu tubuh panas, keluar keringat dan
menggigil disebut dengan DAMN MOM,
kemudian berkembang menjadi DEMAM
seperti yang kita kenal sa’at ini.
Based on my Imagination