Beberapa tahun yang lalu, sa’at masih bekerja di Manyar Garden Hotel sebagai seorang reception, aku kebetulan piket mulai jam 2 siang sampai jam 10 malam. Disore hari yang lengang, tiba-tiba muncul 3 mobil panther berhenti tepat didepan hotel tempat aku bekerja, Salah seorang dari mereka turun dari mobil dan menuju kearahku, “Selamat sore, selamat datang di manyar garden hotel, ada yang bisa kami bantu pak??” greeting ku ke sosok lelaki yang tegap itu, kontan dia menjawab sapaanku dengan “@##%$*^%@><>”%#@!!^#” (iki huduk sensor, sebab aku gak ngomong jorok atau yang berbau sara)…… , akan tetapi, Ya ampun ternyata sang bapak ini tuna wicara, dengan bahasa isyarat dan artikulasi yang terdengar seperti (ma’af) kaset mbulet bin kusut atau malah terdengar seperti (ma’af lagi) Tarzan memanggil para penghuni rimba, partner kerjaku sudah lari untuk mengumbar tawanya, sedang aku kebingungan, kulihat 3 mobil yang kalo tiap mobil berisi 10 orang berarti ada 30 orang (matematika ku jan top,,hehehe) masak iya?? 30 orang tuna wicara semua. Tiba-tiba (thing!! Bohlam menyala diatas kepalaku, entuk ide koyok pilem kartun) kuambil kertas dan kutuliskan “mohon ma’af pak, dengan tanpa maksud apa-apa, kecuali agar komunikasi kita lancar, ada yang bisa kami bantu pak”, akhirnya lewat short message service dengan media kertas dapat kuketahui kalo bapak tersebut berniat bermalam, dan membutuhkan 15 kamar, dikarenakan kamar yang masih tersedia hanya 5, akhirnya kutunjukkan arah ke hotel lain, yang mungkin masih bisa untuk ditempati rombongan tersebut. Kemudian iring-iringan mobil tersebut meninggalkan hotel kami (apa ceritanya selasai sampai disini?? Ternyata belum…).
Kira-kira setengan jam kemudian, satu mobil datang dan turun bapak yang tadi, “opo maneh iki” pikirku, ternyata dengan menempuh jarak sekian kilo meter, menghabiskan sekian menit sekian detik perjalanan dari hotel yang kutunjukkan menuju hotel tempat aku bekerja, bapak tadi Cuma minta pulpen dan kertas dan menuliskan “Terima kasih banyak atas bantuannya “, sambil keluar bapak itu berkali-kali mengucapkan “@#!$%^%$#=terima kasih” dengan posisi tangan didepan dada seperti menyembah.
Ya ampun Tuhan, Kau Maha Bijaksana, dibalik kekurangan seseorang, Engkau anugerahkan kelebihan yang mungkin aku sendiri enggan melakukan apa yang dilakukan bapak tadi….
inspirasi yang yahuutt,,,
BalasHapushehehehe... based on true story, suwun komen e Gal....
BalasHapus