Senin, 22 April 2013

TANPA JUDUL WAJIB DIBACA



Orang bijak sering berujar bahwasanya orang yang survive dalam hidup adalah orang-orang yang mampu mentertawakan kesusahannya, lalu muncullah beberapa pertanyaan…

 - Apakah mentertawakan kesusahan dalam arti yang sebenarnya??
 - Dengan kita tertawa apakah kesusahan akan selesai??
             - Apakah yang selesai hanya diluarnya saja?? Sedang dalamnya bagaimana??

Disini saya tidak akan membahas ataupun menjawab pertanyaan tsb, tapi saya akan mencoba mengilustrasikan dalam sebuah cerita…

Beberapa hari yang lalu seorang sahabat menyampaikan curahan jahatnya kepadaku, bahwasanya hatinya sedang gundah gulali, dia ingin segera mengakhiri masa lajangnya, dia sudah membicarakan berbagai hal tentang pernikahan dengan kekasih yang dicintainya, mulai dari A – Z nya tentang pernikahan dibahas tuntas tak bersisa, hingga dia tersadar, bahwasanya menikah tak semurah yang dia kira, hari-hari dia berpikir tentang pernikahan, tentang masa depan yang akan dia ukir dengan kekasihnya..

Hingga suatu hari selepas maghrib dia berkunjung kerumah temannya, dia disambut dengan hangat dirumah temannya, rumah yang mungil namun asri dan penuh keceriaan, dia melihat temannya begitu bahagia, sore hari dirumah ditemani istri dan seorang putri kecil yang lagi unyu-unyunya…, didalam hati sahabatku berkata “kapan ya… aku bisa seperti itu”… hatinya menjerit, keinginan untuk menikah semakin menjadi-jadi, hingga akhirnya dia berpamitan pulang…

Dengan mengendarai motor dalam perjalanan pulang, dia selalu berpikir “alangkah bahagianya aku jika aku bisa seperti temanku tadi…, berumah tangga, berbagi keceriaan dengan keluarga..”, sedang asyik-asyiknya berpikir dan membayangkan masa depannya, tiba-tiba dia memelankan laju motornya, dilihatnya dipinggir jalan ada satu rumah yang punya hajat, pas mempertemukan pengantin dipelaminan dengan iringan musik yang khas neng nong neng gung…., “ya…Tuhan…” hatinya semakin menjerit, keinginan menikah jadi tak terbendung lagi, dengan keinginan yang besar didada serta diselimuti rasa emosi, dia memacu motornya dengan kencang…dan semakin kencang…

Dilihatnya serombongan truck didepannya, karena tak bisa mendahului truck , dia memelankan motornya dan mengekor di belakang truck tersebut, lama dia mengekor…memacu pelan-pelan motornya hingga matanya tertuju pada sebuah tulisan di bak truck tersebut “ATI KAREP BONDO CUPET”, entah mengapa tiba-tiba saja dia tersenyum dan kemudian tertawa lebar…

Baginya Tuhan tidak hanya Maha Pengasih dan Maha Penyayang tetapi juga suka bercanda, Memang kalau kita terlalu serius dalam hidup Tuhan akan memberikan sesuatu yang lucu…

Based on true story, semoga bisa membuat anda tersenyum dan bisa mengambil hikmahnya


“Jalani hidup dengan Having serious fun or having Fun seriously” – Mario Teguh