Orang bijak sering berujar bahwasanya orang yang survive
dalam hidup adalah orang-orang yang mampu mentertawakan kesusahannya, lalu
muncullah beberapa pertanyaan…
- Apakah mentertawakan kesusahan dalam arti yang
sebenarnya??
- Dengan kita tertawa apakah kesusahan
akan selesai??
- Apakah yang selesai hanya
diluarnya saja?? Sedang dalamnya bagaimana??
Disini saya tidak
akan membahas ataupun menjawab pertanyaan tsb, tapi saya akan mencoba mengilustrasikan
dalam sebuah cerita…
Beberapa hari yang lalu seorang sahabat menyampaikan curahan
jahatnya kepadaku, bahwasanya hatinya sedang gundah gulali, dia ingin segera
mengakhiri masa lajangnya, dia sudah membicarakan berbagai hal tentang
pernikahan dengan kekasih yang dicintainya, mulai dari A – Z nya tentang
pernikahan dibahas tuntas tak bersisa, hingga dia tersadar, bahwasanya menikah
tak semurah yang dia kira, hari-hari dia berpikir tentang pernikahan, tentang
masa depan yang akan dia ukir dengan kekasihnya..
Hingga suatu hari selepas maghrib dia berkunjung kerumah temannya,
dia disambut dengan hangat dirumah temannya, rumah yang mungil namun asri dan
penuh keceriaan, dia melihat temannya begitu bahagia, sore hari dirumah
ditemani istri dan seorang putri kecil yang lagi unyu-unyunya…, didalam hati
sahabatku berkata “kapan ya… aku bisa seperti itu”… hatinya menjerit, keinginan
untuk menikah semakin menjadi-jadi, hingga akhirnya dia berpamitan pulang…
Dengan mengendarai motor dalam perjalanan pulang, dia selalu
berpikir “alangkah bahagianya aku jika aku bisa seperti temanku tadi…, berumah
tangga, berbagi keceriaan dengan keluarga..”, sedang asyik-asyiknya berpikir
dan membayangkan masa depannya, tiba-tiba dia memelankan laju motornya,
dilihatnya dipinggir jalan ada satu rumah yang punya hajat, pas mempertemukan
pengantin dipelaminan dengan iringan musik yang khas neng nong neng gung….,
“ya…Tuhan…” hatinya semakin menjerit, keinginan menikah jadi tak terbendung
lagi, dengan keinginan yang besar didada serta diselimuti rasa emosi, dia
memacu motornya dengan kencang…dan semakin kencang…
Dilihatnya serombongan truck didepannya, karena tak bisa
mendahului truck , dia memelankan motornya dan mengekor di belakang truck
tersebut, lama dia mengekor…memacu pelan-pelan motornya hingga matanya tertuju
pada sebuah tulisan di bak truck tersebut “ATI KAREP BONDO CUPET”, entah
mengapa tiba-tiba saja dia tersenyum dan kemudian tertawa lebar…
Baginya Tuhan tidak hanya Maha Pengasih dan Maha Penyayang
tetapi juga suka bercanda, Memang kalau kita terlalu serius dalam hidup Tuhan
akan memberikan sesuatu yang lucu…
Based on true story, semoga bisa membuat anda tersenyum dan
bisa mengambil hikmahnya
“Jalani hidup dengan Having serious fun or having Fun
seriously” – Mario Teguh
assseeekkkkk...#sundul
BalasHapusaseeek e jelas..., sundul e iki opo?? gak onok sing crossing koq heading??
Hapus